Senin, 14 Desember 2009

Puisi ' sebelum Tidur ' karya Subagio sastrowardoyo

Sebelum Tidur

Sebelum tidur anak minta cerita

Ilham dapat dicari dari hikayat

Lama: tentang peri di hutan atau

Putri di istana atau tentang

Pahlawan gagah yang berhasil membinasakan

Raksasa. Dapat pula dikumpulkan

Pengalaman biasa dari hidup sehari,

dari omongan dengan kawan sekantor

Yang patut didengar keluarga

di rumah. Atau dapat dikisahkan

peristiwa besar dalam sejarah

perjuangan bangsa, tentang

bapak-bapak yang dibuang

ke Digul atau disiksa

di penjara,

Tentang pengkhianatan

yang licik dan kekejaman dalam

pertempuran. Pada akhir hari

Anak merasa aman dengan buah

kesenangan, yang menjadi bekal hanya cerita sebelum menutup mata

Karya Subagio Sastrowardoyo

LATAR BELAKANG KESASTRAAN / KEBAHASAAN:

Dalam sastra Indonesia Subagio Sastrowardoyo lebih dikenal sebagai penyair meskipun tulisannya tidak terbatas pada puisi. Nama Subagio Sastrowardoyo dicatat pertama kali dalam peta perpuisian Indonesia ketika kumpulan puisinya Simphoni terbit tahun 1957 di Yogyakarta. Tentang kepenyairannya itu, Goenawan Mohamad mengatakan bahwa sajak-sajak Subagio adalah sajak rendah. Puisinya seolah-olah dicatat dari gumam. Ia ditulis oleh seorang yang tidak memberi aksentuasi pada gerak, pada suara keras, atau kesibukan di luar dirinya. Ia justru suatu perlawanan terhadap gerak, suara keras, serta kesibukan di luar sebab Subagio Sastrowardoyo memilih diam dan memenangkan diam. Itulah paling tidak sebagian dari karakter kepenyairan Subagio Sastrowardoyo. Ajip Rosidi yang menggolongkannya ke dalam pengarang periode 1953—1961 menyatakan bahwa selain sebagai penyair, Subagio juga penting dengan prosa dan esai-esainya.

Estetika adalah suatu paparan mengenai subyek tentang suatu yang indah, entah itu keindahan alam ataupun keindahan sebuah karya ciptaan manusia. Caudweil berpendapat bahwa puisi memiliki isi manifest dan isi latent. Isi manifest merupakan suatu isi yang terungkap dengan jelas, bisa ditemukan dalam ungkapan yang digunakan dengan menafsirkannya secara rasional. Sedangkan isi latentnya merupakan isi yang tersembunyi yaitu isi emosionalnya, tidak ditemukan dalam realita eksternal yang disimbulkan dengan kata, tetapi di dalam kata itu sendiri.

ANALISIS ESTETIK PUISI ” Sebelum Tidur” :

Puisi ini mencoba menceritakan tentang kisah-kisah dalam kehidupan sehari-hari kepada seorang anak. Kisah-kisah yang diceritakan merupakan kisah asli yang sudah pernah terjadi, dimana dari kisah-kisah ini, seorang anak yang mendengarkan dapat mengambil hikmah sekaligus pelajaran sebagai bekal dalam mengarungi hidup.

puisi ”Sebelum Tidur” ini bercerita tentang suatu cerita yang berawal dari kisah anak-anak hingga cerita sejarah. Dimana pada masing-masing cerita yang diceritakan itu mempunyai karakteristik cerita tersendiri, yang dapat dijadikan sebagai pembelajaran sekaligus pedoman hidup. Dimana pada sebuah karya umumnya memiliki pesan, yang diharapkan mampu membangkitkan serta merealisasikan esensi yang terdapat di dalam suatu karya melalui perjuangan aktif, yaitu perjuangan yang disebut kehidupan, seperti puisi ”Sebelum Tidur”, yang menyajikan suatu rangkaian cerita yang disusun pada bait puisi, yang menyimpan sebuah pesan tentang pembelajaran sebagai bekal dalam meniti hidup hingga akhir hayat sampai ajal menjemput. Tema Puisi diatas bertema tentang cerita/dongeng sebelum tidur yang disampaikan para orang tua kepada anaknya menjelang tidur. Tidak ada metaphor yang khusus sebab puisi ini menggunakan bahasa yang lugas. Tetapi pada baris terakhir terdapat satu metaphor yang juga menjadi estetik dalam analisis puisi ini yaitu dengan kesenangan yang menjadi bekal hanya cerita sebelum menutup mata, metaphor ini mempunyai makna bahwa kisah-kisah atau cerita-cerita yang diperoleh dari kisah sehari-hari dalam perjalanan kehidupan seseorang, dapat diambil suatu pembelajaran baru untuk bekal dalam mengarungi hidup, sampai kelak takdir menjemput. Karena pengalmaan yang diperoleh dari suatu kisah atau cerita atau bahkan pengalaman pribadi dapat dijadikan sebagai guru yang baik, karena dari situlah bisa mendapat sari tauladan yang baik pula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar